
BI Sebut Rupiah Masih Murah, Tapi akan Stabil karena...
25 Februari 2019 527 Admin
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan nilai tukar rupiah masih murah atauundervalue. Oleh karena itu, dia yakin, nilai tukar rupiah ke depan akan bergerak stabil.
BACA: BI Pertahankan Suku Bunga Acuan, Rupiah dan IHSG Melemah
"Kami melihat bahwa nilai tukar sekarang itu masih undervalue dengan demikian ke depan stabilitas nilai tukar akan didukung oleh empat hal," kata Perry Warjiyo di Kompleks Gedung BI, Jakarta, Jumat, 22 Februari 2019.
Empat hal tersebut kata Perry, yaitu masuknya aliran modal asing masuk yang menambah supplyvalas di dalam negeri. Kedua, kata dia, kondisi fundamental yang lebih baik dari sisi pertumbuhan, inflasi yang rendah, dan defisit transaksi berjalan atau CAD juga menurun.
BACA: Suku Bunga BI Sesuai Ekspektasi Pasar, Kenapa Rupiah Melemah?
Faktor ketiga yang mempengaruhi pergerakan rupiah adalah suku bunga bank sentral AS atau Fed Fund Rate yang lenih rendah. Perry mengatakan semula The Fed diperkirakan akan menaikkan FFR sebanyak tiga kali, kemudian diprediksi hanya dua kali.
"Sekarang kami perkirakan tahun ini hanya naik satu kali," ujar Perry.
Lebih lanjut Perry mengatakan mekanisme pasar yang memang terus semakin baik juga mempengaruhi pergerakan rupiah ke depan, baik di pasar tunai, swap, maupun lelang dalam transaksi Non-Deliverable Forward (DNDF).
Adapun nilai tukar rupiah terpantau melemah pada perdagangan hari ini. Pelemahan ini terjadi sehari setelah pengumuman Bank Indonesia atau BI mempertahankan suku bunga acuan di level 6 persen.
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 8 poin atau 0,06 persen ke level Rp 14.079 per dolar AS pada hari ini, Jumat, 22 Februari 2019 pukul 08.04 WIB.
Kurs rupiah sebelumnya dibuka terdepresiasi 7 poin atau 0,05 persen di level Rp 14.078 per dolar AS, melanjutkan pelemahan yang dibukukan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Kamis sebelumnya, rupiah berakhir melemah 27 poin atau 0,19 persen di posisi Rp 14.071 per dolar AS seiring dengan bangkitnya dolar AS dari pelemahan.
Sumber : TEMPO.CO